Sabtu, 13 Agustus 2011

postheadericon ALERGI MAKANAN PADA ANAK MENGGANGGU OTAK DAN PERILAKU ANAK

ALERGI MAKANAN PADA ANAK
MENGGANGGU OTAK DAN PERILAKU ANAK

Widodo Judarwanto
Children Allergy Center, Rumah Sakit Bunda Jakarta

1. Pendahuluan
     Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan berkesinambungan. Optimalisasi tumbuh dan kembang Anak sejak dini adalah menjadi prioritas utama, sehingga kita dapat mencegah atau mengetahui sejak dini gangguan dan kelainan tumbuh kembang anak.   
     Beberapa laporan ilmiah baik di dalam negeri atau luar negeri menunjukkan bahwa angka kejadian alergi terus meningkat tajam beberapa tahun terahkir. Tampaknya  alergi merupakan kasus yang mendominasi kunjungan penderita di klinik rawat jalan Pelayanan Kesehatan Anak.    
     Alergi pada anak tidak sesederhana seperti yang pernah kita ketahui. Sebelumnya kita sering mendengar dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter anak, dokter spesialis yang lain bahwa alergi itu gejala adalah batuk, pilek, sesak dan gatal. Padahal alergi dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Terahkir terungkap bahwa alergi ternyata bisa mengganggu fungsi otak, sehingga sangat mengganggu perkembangan anak Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak. Karena gangguan fungsi otak itulah maka timbul ganguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga autism.
    Autism dan berbagai spektrum gejalannya adalah gangguan perilaku anak yang paling banyak diperhatikan dan kasusnya ada kecenderungan meningkat dalam waktu terakhir ini. Autism diyakini beberapa peneliti sebagai kelainan anatomis pada otak secara genetik. Terdapat beberapa hal yang dapat memicu timbulnya autism tersebut, termasuk pengaruh makanan atau alergi makanan.             
     Resiko dan tanda alergi dapat diketahui sejak anak dilahirkan bahkan sejak dalam kandunganpun kadang-kadang sudah dapat terdeteksi. Alergi itu dapat dicegah sejak dini dan diharapkan dapat mengoptimalkan Pertumbuhan dan perkembangan Anak secara optimal.

2. PROSES TERJADINYA ALERGI  MENGGANGGU SISTEM SUSUNAN SARAF PUSAT
Patofisiologi dan patogenesis( proses terjadinya penyakit)  alergi mengganggu sistem susunan saraf pusat khususnya fungsi otak masih belum banyak terungkap. Namun ada beberapa kemungkinan mekanisme yang bisa menjelaskan, diantaranya adalah :

ALERGI MENGGANGGU ORGAN SASARAN
Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks  dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pengontrol internal. Berbagai sel mast, basofil, eosinofil, limfosit dan molekul seperti IgE, mediator sitokin, kemokin merupakan komponen yang berperanan inflamasi.
Gejala klinis terjadi karena reaksi imunologik melalui pelepasan beberapa mediator tersebut dapat  mengganggu organ tertentu yang disebut organ sasaran. Organ sasaran tersebut misalnya paru-paru maka manifestasi klinisnya adalah batuk atau asma bronchial, bila sasarannya kulit akan terlihat sebagai urtikaria, bila organ sasarannya saluran pencernaan maka gejalanya adalah diare dan sebagainya. Sistem Susunan Saraf Pusat atau otak juga dapat sebagai organ sasaran, apalagi otak adalah merupakan organ tubuh yang sensitif dan lemah. Sistem susunan saraf pusat adalah merupakan pusat koordinasi tubuh dan fungsi luhur. Maka bisa dibayangkan kalau otak terganggu maka banyak kemungkinan manifestasi klinik ditimbulkannya termasuk gangguan perilaku pada anak. Apalagi pada alergi sering terjadi proses inflamasi kronis yang kompleks.

TEORI ABDOMINAL BRAIN DAN ENTERIC NERVOUS SYSTEM
Pada alergi dapat menimbulkan gangguan pencernaan baik karena kerusakan dinding saluran pencernan atau karena disfungsi sistem imun itu sendiri. Sedangkan gangguan pencernaan itu sendiri ternyata dapat mempengaruhi system susunan saraf pusat  termasuk fungsi otak.
Teori gangguan pencernaan  berkaitan dengan Sistem susunan saraf pusat saat ini sedang menjadi perhatian utama kaum klinisi. Penelitian secara neuropatologis dan imunoneurofisiologis banyak dilaporkan. Teori inilah juga yang menjelaskan tentang salah satu mekanisme terjadinya gangguan perilaku seperti autism melalui Intestinal Hypermeability atau dikenal dengan Leaky Gut Syndrome. Golan dan Strauss tahun 1986 melaporkan adanya Abdominal epilepsy, yaitu adanya gangguan pencernaan yang dapat mengakibatkan epilepsi.

KETERKAITAN HORMONAL DENGAN ALERGI
Keterkaitan hormon dengan peristiwa alergi dilaporkan oleh banyak  penelitian. Sedangatan perubahan hormonal itu sendiri tentunya dapat mengakibatkan manifestasi klinik tersendiri.
Lynch JS tahun 2001 mengemukakan bahwa pengaruh hormonal juga terjadi pada penderita rhinitis alergika pada kehamilan. Sedangkan Landstra dkk tahun 2001 melaporkan terjadi perubahan penurunan secara bermakna hormone cortisol pada penderita asma bronchial saat malam hari.
Penemuan bermakna  dilaporkan Kretszh dan konitzky 1998, bahwa hormon alergi mempengarugi beberapa manifestasi klinis sepereti endometriosis dan premenstrual syndrome. Beberapa laporan lainnya menunjukkan keterkaitan alergi dengan perubahan hormonal diantaranya adalah cortisol, metabolic, progesterone dan adrenalin.
Pada penderita alergi didapatkan penurunan hormon kortisol, esterogen dan metabolik. Penurunan hormone cortisol dapat menyebabkan allergy fatigue stresse, sedangkan penurunan hormone metabolic dapat mengakibatkan perubahan berat badan yang bermakna. Hormona lain uang menurun adalah hormone esterogen.
Alergi juga dikaitkan dengan peningkatan hormone adrenalin dan progesterone. Peningkatan hormon adrenalin menimbulkan manifestasi klinis mood swing, dan kecemasan. Sedangkan penongkatan hormone progesterone mengakibatkan gangguan kulit, Pre menstrual Syndrome, Fatigue dan kerontokan rambut.
Gambar 1 . Beberapa Hormon yang berkaitan dengan alergi dan gejalanya



3. ALERGI, SISTEM SUSUNAN SARAF PUSAT  DAN GANGGUAN PERKEMBANGAN-
     PERILAKU  
Sistem susunan saraf pusat adalah bagian yang paling lemah dan sensitif dibandingkan organ tubuh lainnya. Otak adalah merupakan pusat segala koordinasi sistem tubuh dan fungsi luhur. Sedangkan alergi dengan berbagai akibat yang bisa mengganggu organ sistem susunan saraf pusat dan disfungsi sistem imun itu sendiri tampaknya menimbulkan banyak manifestasi klinik yang dapat mengganggu perkembangan dan perilaku seorang anak.
            Ada 2 hal yang berbeda antara hubungan gangguan alergi dan gangguan sistem susunan saraf pusat. Perbedaan tersebut tergantung dari ada tidaknya kelainan organik otak. Bila terdapat gangguan organik di otak  seperti autism atau adanya fokus di otak lainnya maka proses alergi hanyalah memperberat atau mencetuskan timbulnya gejala. Bila tidak ada kelainan anatomis otak maka kemungkinan besar proses alergi sangat berkaitan dengan kelainan tersebut.  Biasanya bila  organ otak tidak ada kelainan atau penyakit lainnya maka pengaruh alergi pada otak biasanya prognosis baik dan gejalanya tidak berat.
Namun bila didapatkan autism atau gangguan organik otak lainnya maka prognosisnya lebih buruk. Namun bila gangguan tersebut diperberat oleh pencetus alergi maka penatalaksanaan alergi dengan pengaturan diet dapat mengurangi gejalanya.
Dampak Penyakit Alergi pada Fungsi Otak, diamati oleh G. Kay, Associate Professor Neurology  dan Psychology Georgetown University School of Medicine Washington. Dampak penyakit alergi pada fungsi otak bermanifestasi sebagai menurunnya kualitas hidup, menurunnya suasana kerja yang baik, dan menurunnya efisiensi fungsi kognitif. Pasien dengan rinitis alergik dilaporkan mengalami penurunan kualitas hidup yang sama dengan yang dialami pasien-pasien dengan asma atau penyakit kronik serius lainnya. Penyakit alergi tidak saja mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan tetapi juga mengganggu aktivitas di waktu luang.
Beberapa studi empiris menunjukkan efek alergi terhadap fungsi kognitif dan mood. Marshall dan Colon tahun 1989 membuktikan bahwa pada kelompok pasien dengan rinitis alergi musiman mempunyai fungsi belajar verbal dan mood yang lebih buruk dibandingkan dengan kelompok pasien tanpa serangan alergi. Pada dua penelitian yang dilakukan oleh Vuurman, dkk dibuktikan bahwa kemampuan mengerjakan tugas sekolah pada murid-murid penderita alergi lebih buruk dibandingkan kemampuan murid-murid lain dengan usia dan IQ yang sesuai tetapi tidak memiliki bakat alergi (non-atopik).
       Beberapa peneliti lain menunjukkan adanya hubungan antara penyakit alergi dengan gangguan kepribadian seperti sifat pemalu dan sifat agresif. Pada tes kepribadian dapat terlihat bahwa pasien-pasien alergi lebih bersifat mengutamakan tindakan fisik, lebih sulit menyesuaikan diri dalam lingkungan sosial, dan mempunyai mekanisme defensif yang kurang baik. Jumlah serangan alergi yang dilaporkan oleh pasien ternyata berhubungan dengan meningkatnya kecemasan, depresi, kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
        Alergi yang berkaitan dengan gangguan system susunan saraf pusat dapat menimbulkan beberapa manifestasi klinik, diantara dapat mengganggu neuroanatomi dan neuroanatomi fungsional.

A.GANGGUAN NEUROANATOMI
Alergi dengan berbagai mekanisme yang berkaitan dengan gangguan neuroanatomi tubuh dapat menimbulkan beberapa manifestasi klinis seperti sakit kepala, migrain, vertigo, kehilangan sesaat memori (lupa). Beberapa penelitian  menunjukkan hal tersebut, misalnya Krotzky tahun 1992 mengatakan migraine, vertigo dan sakit kepala dapat disebabkan karena makanan alergi atau kimiawi lainnya.
        Strel'bitskaia tahun 1974 mengemukakan bahwa pada penderita asma didapat gangguan aktifitas listrik di otak, meskipun saat itu belum bisa dilaporkan kaitannya dengan manifestasi klinik.

B.GANGGUAN NEURO ANATOMI FUNGSIONAL (GANGGUAN PERKEMBANGAN DAN PERILAKU)
Reaksi alergi dengan berbagai manifestasi klinik ke sistem susunan saraf pusat dapat mengganggu neuroanatomi fungsional, selanjutnya akan mengganggu perkembangan.
Yang dimaksud dengan gangguan perkembangan adalah gangguan fungsi psikomotor yang mencakup fungsi mental dan fungsi motorik. Anggota gerak kita atau organ tulang rangka kita dapat juga terkena gangguan perkembangan.

GANGGUAN MOTORIK BERLEBIHAN
Pada bayi baru lahir ditandai dengan gerakan kaki dan tangan yang berlebihan, tampak bayi tidak mau diselimuti atau dibedong. Bila digendong sering minta turun atau sering bergerak. Pada usia 4 hingga 6 bulan sudah berusaha untuk jalan, padahal kemampuan berjalan normal pada usia 12 bulan.  Kadang menghentakkan kepala ke belakang-membentur benturkan kepala. Pada usia lebih besar tampak tidak mau diam, bergerak terus tak tentu arah tujuannya. Disertai kebiasaan menjatuhkan badan secara keras ke tempat tidur (smack down).

GANGGUAN KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Gangguan koordinasi yang dapat diamati adalah biasanya anak tidak mengikuti atau melewati fase perkembangan normal sesuai dengan usianya. Pola perkembangan motorik yang terganggu  biasanya adalah  bolak-balik badan, duduk, merangkak, berdiri atau berjalan. Beberapa anak kadang tidak mengikuti pola tersebut, misalnya anak tidak mengalami duduk atau merangkak tapi langsung berjalan atau bias berdiri dahulu baru duduk. Selain itu anak tidak mengikuti pola normal perkembangan motorik sesuai usia, misalnya baru bias bolak-balik baru usia di atas 5 bulan atau duduk usia 11 bulan.
Pada usia lebih besar atau di atas 1 tahun, ditandai oleh aftifitas berjalan seperti terburu-buru atau cepat sehingga kemampuan berjalan terlambat. Bila berjalan sering jatuh, atau menabrak benda di sekitarnya. Kebiasaan lainnya adalah bila berjalan jinjit atau bila duduk bersimpuh posisi kaki ke belakang seperti huruf W.

GANGGUAN TIDUR
Gangguan tidur banyak sekali penyebabnya, alergi pada anak tampaknya  sebagai salah satu penyebab yang paling sering. Tirosh tahun 1993 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa apada penderita asma dan alergi sering disertai oleh adanya gangguan tidur berupa sering terjaga waktu tidur, lama tidur lebih pendek dan gangguan tidur lainnya. 
Gangguan tidur pada alergi bisa terjadi sejak bayi. Pada penelitian kami menunjukkan bahwa bayi yang beresiko dan mempunyai gejala alergi sejak lahir sering pada 3 bulan pertama mengalami kesulitan tidur terutama pada malam hari. Biasanya bayi sering terbangun terutama tengah malam hingga menjelang pagi, kadang disertai sering rewel dan menangis pada malam hari.Bila berat biasanya disertai dengan keluhan kolik (menangis histeris yang tidak diketahui sebabnya). Pada usia yang lebih besar biasanya ditandai dengan awal jam tidur yang larut malam, tidur sering gelisah (bolak balik posisi badannya), kadang dalam keadaan tidur sering mengigau, menangis dan berteriak. Posisi tidurpun sering berpindah dari ujung ke ujung lain tempat tidur. Tengah malam sering  terjaga tidurnya hingga pagi hari, tiba-tiba duduk kemudian tidur lagi, posisi tidur sering tengkurap.
Pada anak usia sekolah, remaja dan dewasa biasanya ditandai dengan mimpi buruk pada malam hari. Mimpi buruk yang tersering dialami adalah mimpi yang menyeramkan seperti didatangi orang yang sudah meninggal atau bertemu binatang yang menakutkan seperti ular.
Judarwanto W tahun 2002 mengemukakan bahwa dalam pengamatan pada 245 anak  dengan gangguan pencernaan karena alergi, didapatkan 80% anak mengalami gangguan  tidur malam. Setelah dilakukan penatalaksanaan diet alergi, menunjukkan  90% penderita tersebut terdapat perbaikan gangguan tidurnya.

GANGGUAN KONSENTRASI
Anak mengalami gangguan pemusatan perhatian, sering bosan terhadap suatu pekerjaan atau kegiatan kecuali jika menonton televise. Anak tampak tidak bisa duduk lama di kursi. Di kelas tidak dapat tenang menerima pelajaran , sering mengobrol, mengganggu teman dll, bila mendapat mendengar cerita tidak bisa mendengar atau mengikuti dalam waktu lama. Yang menonjol meskipun tampak tidak memperhatikan bila berkomunikasi  tetapi anak dapat merespon komunikasi itu dengan baik dan cepat.

KETERLAMBATAN BICARA ATAU GANGGUAN BICARA
Salah satu manifestasi alergi pada anak adalah keterlambatan bicara. Keterlambatan bicara bila disertai manifestasi alergi yang dominan pada anak maka harus dievaluasi lebih jauh apakah ada keterkaitan antara 2 hal tersebut. Beberapa penelitian menunjukkan adanya gangguan hemisfer dominan. Penyimpangan ini biasanya merujuk ke otak kiri. Beberapa anak juga ditemukan penyimpangan belahan otak kanan, korpus kalosum dan lintasan pendengaran yang berhubungan. Diduga manifestasi alergi ikut berperanan memperberat gangguan yang sudah ada tersebut.
Gangguan bicara pada alergi biasanya membaik secara pesat setelah usia 2 tahun. Hal ini mungkin yang bisa menjelaskan akan keterkaitan gangguan pencernaan pada alergi yang mengganggu fungsi otak. Dimana gangguan pencernaan pada penderita alergi akan membaik pada usia 2 tahun juga.
Kemungkinan adanya kesulitan berbahasa harus difikirkan bila seorang anak terlambat mencapai tahapan unit bahasa yang sesuai untuk umurnya. Unit bahasa tersebut dapat berupa suara, kata, dan kalimat. Selanjutnya fungsi berbahasa diatur pula oleh aturan tata bahasa, yaitu bagaimana suara membentuk kata, kata membentuk kalimat yang benar dan seterusnya.
Keterlambatan bicara terjadi pada 3-15% anak, dan merupakan kelainan perkembangan yang paling sering terjadi. Sebanyak 1% anak mengalami keterlambatan bicara tetap tidak dapat bicara. Tiga puluh persen diantara anak yang mengalami keterlambatan ringan akan sembuh sendiri, tetapi 70% diantaranya akan mengalami kesulitan berbahasa, kurang pandai atau berbagai kesulitan belajar lainnya. Biasanya keluhan ringan inilah yang berkaitan langsung dengan gangguan alergi

Manifestasi alergi yang timbul berulang dan terus menerus lebih dari 2 minggu, dapat mempengaruhi gangguan bicara pada bayi tertentu di bawah 1 tahun. Kemampuan bicara bisa di evaluasi sejak lahir. Kemampuan berbicara tersebut harus diperhatikan cermat dengan mengamati secara teliti  menghilang atau berkurangnya bunyi-bunyian yang di mulut (babbling/ngoceh). Beberapa kata yang biasa diucapkan seperti ba, da, ma, atau pa tiba-tiba menghilang pada usia  tertentu. Setelah manifestasi alergi diperbaiki dengan penatalaksanaan diet tampak kemampuan tersebut membaik lagi. Hal ini menunjukkan secara jelas bahwa memang keterlambatan bicara bisa dipengaruhi oleh gangguan alergi.
Gangguan bicara lainnya bisa terjadi adalah disleksia, echolalia (menirukan setiap perkataan orang lain) dan stuttering (gagap).

AGRESIF
Tanda agresif pada bayi sudah bisa diamati pada kebiasaan  menggigit dan menjilat yang berlebihan. Pada bayi muda dilihat dari kebiasaan bayi memasukkan semua tangan bahkan sampai memasukkan kaki ke mulut. Pada usia lebih dari 6 bulan sudah tampak aktifitas menggigit yang berlebihan ditandai oleh gigitan pada tangan, pundak atau mulut orang yang menggendong. Sedangkan kebiasaan menjilat yang berlebihan ditandai dengan aktifitas menjilat pada semua barang yang dipegang, pada sprei dan permukaan meja.
            Kecenderungan lainnya adalah pada usia di atas 6 bulan mulai sering memukul muka, kepala orang lain atau kepala sendiri. Kebiasaan lainnya adalah  menjambak rambut sendiri atau rambut orang lain. Bila usia lebih besar biasanya tidak hanya memukul dengan tangan tetapi juga kebiasaan memukul dengan tongkat pada benda di sekitarnya. Di atas usia 1 tahun selain memukul ditambah dengan kebiasaan mencakar dan mencubit orang lain. Kadangkala juga tampak kebiasaan melempar mainan atau benda yang dipegang secara berlebihan.

GANGGUAN EMOSI
Gangguan emosi sering terjadi pada anak alergi. Pada bayi sudah tampak bahwa bayi kalau berteriak sangat keras, bila minta minum sering tidak sabaran. Pada anak yang lebih besar tampak mudah marah, gampang berteriak, bila marah sering histeris, melempar benda yang dipegang hingga temper tantrum, sering membentur kepala atau memukul kepala.

HIPERKINESIA
Gangguan hiperkinesia yang terjadi adalah overaktif, sulit mengontrol tubuhnya untuk diam, anak selalu bergerak dan tampak tidak tenang, sulit konsentrasi, hingga ADHD. Meskipun diduga ADHD  kemungkinan terjadi gangguan organic dari otak.


AUTISM DAN ALERGI
Autisma adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.
Autism hingga saat ini masih belum jelas penyebabnya. Tetapi penelitian biomolekular sudah dapat mengidentifikasi pola DNA penderita Autism, artinya kemungkinan sudah ada bakat genetik pada kelainan ini. Tetapi beberapa penelitian menunjukkan keluhan autism dipengaruhi dan diperberat  oleh banyak hal, salah satunya karena manifestasi alergi. Renzoni A dkk tahun 1995 melaporkan autism  berkaitan erat dengan alergi. Menage P tahun 1992 mengemukakan bahwa didapatkan kaitan IgE dengan penderita Autism.
Hal ini dapat juga dibuktikan dalam beberapa penelitian yang menunjukkan adanya perbaikan  gejala pada  anak autism yang menderita alergi, setelah dilakukan penanganan elimnasi diet alergi.  Beberapa laporan lain mengatakan bahwa gejala autism semakin buruk bila manifestasi alergi itu timbul.

4. HUBUNGAN ALERGI DENGAN FUNGSI OTAK LAINNYA
Storfer dkk tahun 2001 dalam penelitiannya terhadap penderita 2.720 anak dengan asma dan alergi lainnya, terdapat kecenderungan kemampuan intelegensianya lebih tinggi dibandingkan dengan anak lainnya.
Hazzel tahun 2000, menambahkan selain intelektual yang baik biasanya anak alergi dan asma mempunyai inisiatif yang menonjol dan kemampuan kreatifitas yang bagus. Kecenderungan lainnya terdapat 2 kali lebih besar terjadinya myopia pada anak asma dengan multipel alergi, meskipun hubuhngan tersebut dapat dikaitkan secara langsung. 

5. PENATALAKSANAAN
Penanganan alergi pada anak haruslah dilakukan secara benar, paripurna dan berkesinambungan. Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan alergi, tetapi yang paling ideal adalah menghindari penyebab yang bisa menimbulkan keluhan alergi tersebut.
Penanganan khusus alergi pada anak dengan gangguan perkembangan dan kelainan perilaku lainnya adalah  harus melibatkan beberapa disiplin ilmu, karena harus dipastikan bahwa tidak ada kelainan organik, sistemik atau psikologis lainnya. Sehingga bila perlu dikonsultasikan pada neurology anak, psikiater anak, dokter anak minat tumbuh kembang, endokrinologi anak dan gastroenterologi anak.
      Namun bila pendapat dari beberapa ahli tersebut bertentangan dan manifestasi alergi lainnya jelas pada anak tersebut, maka tidak ada salahnya kita lakukan penatalaksanaan alergi makanan dengan eliminasi terbuka. Pengobatan tersebut harus dievaluasi dalam 2 atau 3 minggu dengan memakai catatan harian. Bila gangguan perkembangan dan perilaku tersebut terdapat perbaikkan maka dapat dipastikan bahwa gangguan tersebut penyebab atau pencetusnya adalah alergi.
Sedangkan untuk mengatasi gejala gangguan perkembangan dan perilaku  yang sudah ada dapat dilakukan pendekatan terapi dengan terapi okupasi, terapi bicara, terapi sensory integration, hearing atau vision therapy dan sebagainya.




6. PENYEBAB SELAIN ALERGI MAKAN
            Terdapat juga beberapa makanan yang dapat mengganggu otak tetapi tidak melalui reaksi imunologi melainkan karena raksi simpang makanan atau intoleransi makanan diantaranya adalah salisilat, tartarzine (zat pewarna makanan), nitrat, amine, MSG(monosodium Glutamat), antioksidan, yeast, lactose, benzoate,
Salicylates ; ditemukan dalam  buah, saur, kacang, the, kopi, bir, anggur dan obat-obatan seperti aspirherbs, spices, spreads, teas & coffee, juices, beer and wines and medications such as Aspirin. Konsestrasi tinggi terdapat dalam dried fruits seperti sultanas.
Amines ; diproduksi selama fermentasi dan pemecahan protein ditemukan dalam keju, coklat, anggur, bir, tempe, sayur dan buah seperti pisang, alpukat dan tomat.
Benzoates ; ditemukan dalam beberapa buah, sayur, kacang, anggur, kopi dan sebagainya.
Monososodium glutamate (MSG) ; Sering ditemukan pada penyedap makanan : vetsin, kecap, atau makanan lainnya                                                                                                                    
Laktose : sering terdapat di dalam susu sapi
Glutamatebanyak didapatkan pada tomat, keju, mushrooms, saus, ekstrak daging dan jamur.
7. PROGNOSIS
Prognosis gangguan perkembangan dan perilaku yang berkaitan dengan alergi tergantung dari ada tidaknya kelainan organik otak seperti autism atau adanya focus di otak. Bila dipastikan tidak ada kelainan anatomis otak maka prognosisnya akan lebih baik. Biasanya bila gangguan tersebut dikendalikan maka akan terlihat secara drastis perbaikkan gangguan perkembangan dan perilaku tersebut. Pada gangguan jenis ini usia di atas 2 hingga 5 tahun ada kecenderungan membaik.
            Namun bila didapatkan autism atau gangguan organik otak lainnya maka prognosisnya lebih buruk. Namun bila gangguan tersebut diperberat oleh pencetus alergi maka penatalaksanaan alergi dengan pengaturan diet akan sangat banyak membantu.
8. PENUTUP
Permasalahan alergi pada anak tampaknya tidak sesederhana seperti yang diketahui. Sering berulangnya penyakit, demikian luasnya sistem tubuh yang terganggu dan bahaya komplikasi yang terjadi  tampaknya merupakan akibat yang harus lebih diperhatikan demi terbentuknya tumbuhan dan kembang anak yang optimal.
Gangguan alergi dengan berbagai dugaan mekanismenya ternyata dapat menggganggu neuroanatomis dan neuroanatomis fungsional yang mengkibatkan gangguan perkembangan dan perilaku pada anak.
Resiko dan gejala alergi bisa diketahui dan di deteksi sejak dalam kandungan dan sejak lahir, sehingga pencegahan gejala alergi dapat dilakukan sedini mungkin. Resiko terjadinya komplikasi dan gangguan sistem susunan saraf pusat diharapkan dapat dikurangi.
Penanganan khusus alergi pada anak dengan gangguan perkembangan dan kelainan perilaku lainnya adalah  harus melibatkan beberapa disiplin ilmu, karena harus dipastikan bahwa tidak ada kelainan organik, sistemik atau psikologis lainnya. Bila perlu dikonsultasikan pada neurology anak, psikiater anak, dokter anak minat tumbuh kembang, endokrinologi anak dan gastroenterologi anak. Bila pendapat dari beberapa ahli tersebut bertentangan dan gangguan anatomis otak belum jelas, bisa saja dilakukan penatalaksanaan alergi makanan dengan diet eliminasi terbuka evaluasi perubahan atau perbaikan dari gangguan perilaku yang timbul.  

READ MORE - ALERGI MAKANAN PADA ANAK MENGGANGGU OTAK DAN PERILAKU ANAK
Senin, 08 Agustus 2011

postheadericon Jamur Kriuk oR Crispi

Jamur Krispi or Criuk



Yang namanya dari mushroom alias jamur, yummy smua poko'e.
Mulai dari tumisannya, sop, jamur Krispi dan lainnya yang belum di coba.
Sampe sampe aku dibilang mario bros karna suka jamur,,,,,hahaha
Tapi emang suka game nya juga sih,,,hahaha

Bahan :

Jamur tiram segar 2 ons
Tepung serbaguna (merk apa aja)
Air matang
Minyak goreng

Cara Buat :
  1. Cuci Bersih jamur, lalu suir suir. Tiriskan (diperas bila perlu)
  2. Buat larutan dari tepung, masukan jamur ke dalam larutan tepung.
  3. lalu masukkan ke dalam tepung kering. Goreng dalam minyak panas, dengan api sedang.
  4. Goreng hingga matang...
  5. Angkat, dan Sajikan.
Selamat menikmati,,,
yummy,,,,,,,mau nambah donk,,,,hehehe




Maaf kalo fotonya kurang menarik,,,,hehehhe

READ MORE - Jamur Kriuk oR Crispi

postheadericon Macaroni panggang Vege



Ini adalah pembuatan macaroni panggang untuk ke 3 kalinya........
Berbekal resep dari tabloid dan kreasiku.
Dan kali ini aku buat untuk menu buka puasa sekalian buat nyemil abis teraweh..
hihihihi...tuh ktauan suka nyemil,,,,^_^


Langsung aja deh jangan kbanyakan basa basi, nanti malah kburu basi lagi makanannya,,,heheh


Bahan :
  • 100 gr Macaroni, Rebus 
  • 200 ml susu kedelai
  • 100 gr wortel
  • 75 gr bawang bombay,iris.
  • 50 gram kornet/sosis sapi
  • 150 gr keju parut
  • 1/2 Sdt lada bubuk
  • Garam secukupnya
  • 2 sdm margarin
  • 2 sdm tepung terigu
Alat :
  • Panci + adukannya
  • Kompor
  • parutan
  • Oven
  • saringan
  • Mangkuk aluminium foil,/ loyang
Cara Buat
  1. panaskan margarin,masukan bawang bombay  Tumis hingga harum.tambahkan kornet/sosis,lalu tambahkan tepung terigu. aduk rata.
  2. Masukkan susu kedelai, tambahkan garam, lada, masak hingga mengental. 
  3. Masukkan macaroni,wortel,keju. aduk rata. Tuangkan ke mangkuk/loyang
  4. Panggang dalam oven dengan suhu 180 drajat selama 45 menit(atau sampai matang)
  5. Angkat, sajikan dengan saus cabe.
Yummy,,,,,selamat menikmati,,,






READ MORE - Macaroni panggang Vege
Minggu, 07 Agustus 2011

postheadericon My Creation

Beberapa kreasi flanelku,,,,,
hahahhaa,,,,amatiran banget,,,,ga papalah,,,

 Tempat tissue Cake .........
Nah ini tempat tissu, merupakan kreasi pertama yang dibikin dari tempat tisu yang tadinya polos,
Alhasil sekarang sudah dipajang diruang tamu dan digunakan sebagai wadah tisu.....

Kiri ke kanan : Roll cake, semangka, mini pie
Cake 1

Cake 2

Cake sahabat

And this is, spesial buat ade gue,,,,

Blackforrest
Banyak yang ketipu dengan toples blackforrest ini, disangka kue beneran,,,,,,hehehe
baca deh komen komennya disini

Blackforrest II

Donat,,,,yummy,,,



READ MORE - My Creation
Sabtu, 06 Agustus 2011

postheadericon Aku Sayang Kamu

Sayang, tak terasa kini kau bukan adik kecilku lagi.


Selalu ku Ingat betapa bahagianya aku saat kau hadir.
Aku ingin selalu menggendongmu waktu umurmu belum genap 1 minggu
yang ada aku hanya di marahi oleh Ibu,hehehe
Aku tau alasannya mengapa aku tak boleh menggendongmu saat itu, karna aku masih terlalu kecil untuk menggendong bayi mungil, takut kau terjatuh dari gendongannku.
Aku bahagaia, akhirnya punya Adik. Dan aku jadi seorang kakak.
Waktu itu umurku memang berbeda jauh dengan adikku ini,yaitu beda 7 tahun
tidak seperti teman teman sekitar rumahku yang punya adik hanya beda 2 atau 3 tahun.
Sehingga waktu di SD bisa sekolah bareng.


Kelas 1 SMP
 Waktu kau kecil kau sangat cerewet, Segala yang ada ditanya, tidak cukup hanya 1 jawaban.
tapi berlanjut ke pertanyaan berikutnya. Pintar sekali adikku ini. hehehe
Aku sedih waktu kau sakit paru paru, yang mengharuskan kau selalu minum obat selama berbulan bulan.
Dan effeknya tubuhmu jadi gendut, hehehe. Pipinya kaya orang lagi niup balon.
Bajuku aja muat di kamu, dan baju kamu juga muat di aku. hihi

Kelas 2 SMP
 Aku dan adikku sering bercanda bahkan bertengkar,,,,,,jadilah aku yang selalu dimarahi. Tapi adikku juga dimarahi kalo dia yang salah.
Masih kuingat di tembok kamarku, coretan adikku ketika kecil.
" Teteh = Jakarta <-------> Sukabumi "
Lucu sekali,,waktu itu aku sekolah di sukabumi. Semenjak lulus SD aku tak selalu bisa bareng dengan adikku
Karna aku harus tinggal di Asrama. Oh,,,aku rindu adik kecilku
Kelas 3 SMP
Dan Sekarang kau sudah bukan adik kecilku lagi,
karna kini kau sudah besar, usiamu sudah 16 tahun, sebentar lagi usiamu 17 tahun
Kau sudah baligh, kau sudah mulai ada rasa terhadap lawan jenismu.
Adikku, Kini kau jadi jauh denganku tak sedekat ketika kau masih kecil
Adikku, aku rindu bercanda denganmu, 


Kelas 2 SMA




Aku menyayangimu adikku.....Love You

READ MORE - Aku Sayang Kamu
Kamis, 04 Agustus 2011

postheadericon BALADA GURU HONORER

Penulis: Muhammad Saleh


 BELUM lagi hilang lelahku sehabis mengajar. Istri ku, Ratih, dengan wajah masam sambil berkacak pinggang langsung berujar.
            “Kalau honor Mas mengajar di sekolah hanya 350 ribu sebulan, mana cukup untuk memenuhi kebutuhan kita. Sekarang, kita sudah punya anak, Mas,” ingatnya berapi-api.
            Hah..., sebenarnya aku sangat malas meladeni, bahkan bosan. Tiap kali aku menyerahkan honorku. Pasti dia ngomel tak karuan. Seharusnya dia ikut bersyukur. Bulan ini honorku dinaikkan pihak sekolah 50 ribu sebulan dari sebelumnya. Tapi, memang dasar tabiat istriku seperti itu. Bawaannya ngomel melulu. Salah ini diomelin. Salah itu juga diomelin. Nasib...! Nasib...!
            “Ya, mau gimana lagi, Bu. Pihak sekolah hanya mampu membayar Mas segitu.” ucapku dengan terpaksa.
            “Mas berhenti saja jadi guru,” sahut Ratih enteng. Masih dengan suara cemprengnya yang memekakkan gendang telinga. Kalau harus memilih, mungkin aku lebih suka mendengarkan musik-musik cadas. Dari pada suara Ratih.
            “Maksud Ibu?”
            “Mas cari kerjaan lain saja. Percuma jadi guru honorer. Sudah lima tahun mengabdi, belum juga di angkat jadi PNS.”
            Ah, baru sadar aku. Ternyata sudah lima tahun aku menjadi guru honorer, di sebuah sekolah dasar di kampungku. Aku mengajar sejak semester akhir kuliah. Di tahun ke-empat, ku putuskan untuk menikahi Ratih. Sebab dia mau menerima aku apa adanya.
Tetapi, niat hatinya menerimaku dengan apa adanya hanya sampai di tahun pertama. Di tahun ke-dua, apalagi setelah mempunyai anak. Ratih mulai mempermasalahkan penghasilan kecilku sebagai guru honorer. Ia terus menggerutu dan mengomel karena terus kekurangan uang untuk membeli keperluan rumah tangga dan dapur.
Aku tak tahu ini salahku atau salah pemerintah. Kenapa sampai sekarang aku masih belum menjadi PNS? Padahal aku tak pernah ketinggalan mengisi formulir yang diberikan kepala sekolah, untuk mengisi data yang akan dimasukkan ke dalam data base.
Mungkin tak hanya diriku yang bernasib seperti ini. Ratusan, bahkan ribuan guru honorer di daerah lain. Nasibnya juga tak berbeda jauh dariku. Hanya mengharap “Belas Kasihan” Pemerintah agar segera di angkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, seperti harapan.
“Mau kerja apa? Mas bisanya cuma mengajar,” elakku.
Mengajar adalah panggilan jiwa. Aku sangat mencintai profesiku sebagai seorang guru. Aku juga punya harapan untuk memajukan kampung halamanku ini. Dengan menciptakan generasi-generasi yang cerdas melalui ilmu yang ku transfer di bangku sekolah.
“Kerja apa, kek, yang penting penghasilannya lebih besar dari ini.” Ratih menghempaskan uang yang tadi ku berikan ke atas meja. Lalu masuk ke kamar, sebab terdengar suara tangisan anakku yang tadi sedang tidur. Mungkin terbangun karena mendengar suaranya ibunya yang nyaring.
Sebelum punya anak, Ratih bekerja di warung makan Haji Bardi, sebagai pelayan. Upahnya cukup lumayan untuk menambah keuangan keluarga. Setelah punya anak, dia berhenti, karena harus merawat bayi kami. Kini hanya aku, satu-satunya menjadi tumpuan untuk menghidupi mereka.
Barulah aku tahu, alasan dia selalu marah-marah tak karuan. Ia ingin aku cari kerjaan lain rupanya. Ah, apakah aku terlalu bodoh selama ini? Sehingga tak mengerti keinginannya. Mungkin, ia ingin seperti tetangga yang lain. Yang segala kebutuhannya bisa terpenuhi. Bahkan lebih. Mereka bisa beli ini dan itu. Sedangkan istriku?
Namun, aku masih bersyukur. Ratih kuat menyimpan rahasia. Ia tak pernah bercerita ke tetangga akan keadaan rumah tangga kami. Ia selalu dapat berpura-pura, bahwa keluarga kami tak pernah kekurangan. Bahkan, terlihat sangat harmonis. Sehingga banyak keluarga lain yang terlihat iri.
Itu ku ketahui ketika aku mau membeli pisang goreng di warung Acil Rahmah. Tetapi, harus menunggu karena pisang gorengnya belum matang. Seraya menunggu, aku pun di ajak mengobrol warga lain.
“Kamu ini beruntung, Man,” kata Bang Salim. “Sudah istri cantik, pengertian lagi,” lanjutnya tampak iri.
“Maksud, Abang?” tanyaku bingung. Lalu duduk di sampingnya, di kursi panjang di dekat meja.
“Masa kamu tak paham sih, Man,” Acil Rahmah yang sedang membolak-balik pisang goreng dalam wajan langsung menyahut. “Istri kamu, tuh, tak seperti istrinya si Salim ini, yang suka marah-marah minta dibelikan ini dan itu...”
Hup..! Apakah jawaban Acil Rahmah yang spontan ini tak ada maksud untuk menyindirku juga?.
“Aku tak pernah mendengar kalian bertengkar, saat lewat depan rumahmu,” kata Bang Salim lagi. “Padahal aku tahu, penghasilanmu sebagai guru honorer, tak lebih besar dariku yang hanya penarik becak.....”
Ah, malu juga rasanya. Jadi guru, tetapi, penghasilannya lebih kecil dari penarik becak.
“Dari itu aku berkesimpulan, bahwa istrimu itu orang yang pengertian.” Bang Salim meniupkan asap rokoknya dengan kasar ke udara. “Kalau aku, hampir tiap hari bertengkar. Hanya gara-gara masalah duit.”
Oh, leganya juga rasanya. Ternyata selama ini tak pernah ada yang tahu keadaan dalam rumah tangga kami yang sebenarnya. Aku memang sering mengalah, bila Ratih sudah mulai mengomel. Ku ambil pancing, pergi ke pematang sawah. Memancing ikan papayu, ataupun saluwang. Bila beruntung, aku bisa dapat 20 ekor lebih. Itu sudah cukup untuk meredam kemarahan Ratih.
Seandainya, sikapku seperti Bang Salim–yang selalu meladeni istrinya bila marah. Dapat di pastikan, di rumahku bakal terjadi “Perang dunia ke-3” bahkan, sampai dua kali dalam sehari.
Ah, bagaimana ini? Apakah memang aku harus berhenti mengajar? Demi memenuhi keinginan Ratih. Pusing.....!.
Suara tangis anakku tak terdengar lagi. Ia sudah tertidur kembali. Tapi....ah, lebih baik aku pergi memancing saja. Kalau Ratih keluar kamar, pasti dia akan melanjutkan marahnya. Cepat ku ambil joran pancing di belakang rumah.
“Mas.....!” teriaknya.
Aku pura-pura tak mendengar. Terus ku kayuh langkah menuju pematang. Semoga saja aku dapat ikan banyak lagi kali ini.

 Sebelum berangkat ke sekolah, aku beranjak ke meja makan untuk sarapan. Saat ku buka tudung saji. Kosong. Tak ada masakkan apapun seperti biasanya. Ku lirik Ratih, dengan cueknya dia menyusui bayi kami.
            “Ibu tak masak?” ku hampiri Ratih. Tanpa senyum, ia langsung menyahut ketus.
            “Mau masak apa? Beras kita hanya tinggal setengah liter. Cukup untuk makan siang saja.”
            Aku tak lagi menyahut. Ku tinggalkan saja ia, lalu mengambil buku paket di atas meja. Kalau ku tanya lebih lanjut. Pasti jawabannya, mau beli beras pakai daun pisang. Dengan perut keroncongan, ku kayuh sepeda onthel-ku menuju sekolah.
            Pengeluaran semakin meningkat, seiring semakin besarnya anak kami. Dari mulai popok, susu, bubur, dan pakaian. Ternyata, honorku selama satu bulan, tak cukup lagi untuk membiayai keluargaku selama satu minggu.
***
            Di sekolah, aku mengajar dengan lemas. Perutku terasa sangat lapar. Melilit-lilit. Jam istirahat masih lama. Mau pergi ke kantor guru, untuk minum duluan, malu sama guru-guru yang lain. Dengan sangat terpaksa ku tahan rasa lapar ini.
            “Pak, soal nomor 1, saya tak mengerti,” kata salah seorang muridku yang duduk di bangku depan.
            Untuk saat ini, aku jauh lebih senang kalau tak ada satu murid pun yang bertanya, dengan begitu aku tak perlu membuang energiku yang hampir drop ini. Tapi, apa mau di kata, sebagai seorang guru aku harus dengan sabar menjelaskan pada murid-murid agar mereka mengerti.
            “Pak, kok, enggak di jawab, sih!” kata muridku lagi. Kelihatannya dia mau merajuk.
            “I-iya, Bapak akan jelaskan.”
            Dengan sisa tenaga yang masih ada, ku mencoba menjelaskan secara perlahan bagaimana cara menyelesaikan tugas latihan yang tadi ku berikan. Semakin lama menjelaskan, suaraku semakin lemah. Sehingga murid-muridku yang duduk paling belakang langsung protes.
            “Pak, nyaringin sedikit dong suaranya. Enggak kedengeran.....”
            Kembali ku coba mengangkat suaraku. Agar semuanya bisa mendengar. Kali ini lebih parah lagi. Pandanganku mulai menguning. Berkunang-kunang. Bahkan, huruf dan angka yang ku tulis di whiteboard terlihat buram.
            Krrrrruuuukk! Suara perutku.
            Seiring dengan tawa murid-muridku yang langsung membahana menghantam dinding-dinding  kelas. Aku ambruk ke lantai, dan semuanya gelap.
***
            Bau minyak angin menusuk rongga hidungku. Ku buka kelopak mataku pelan. Warna putih langit-langit ruangan langsung menyapa retinaku. Ku coba mengenali aku berada di mana. Apakah di rumah sakit? Atau di rumah?.
            “Alhamdulillah, Pak Herman sudah sadar, Bapak ada di ruang UKS.” suara Kepala Sekolah menjawab keingintahuanku.
            Walaupun masih terasa pusing, ku coba untuk bangun. Duduk di bibir ranjang. Bu Tini, langsung menyodorkan teh panas ke hadapanku.
            “Minum, lah, dulu, biar badanmu bertenaga kembali”
            Tanpa membantah, langsung ku tenggak separo gelas. Ah, sedikit tenang rasanya cacing-cacing dalam perutku.
            “Ini nasi bungkusnya, Pak” Pak Raji tergopoh-gopoh memasuki ruangan. Menyerahkan sesuatu dalam kresek hitam kepada Kepala Sekolah.
            Kepala Sekolah tersenyum, kembali menghampiriku. “Kata murid-murid, Pak Herman pingsan mungkin gara-gara kelaparan. Jadi kami belikan nasi bungkus ini untuk Bapak.”
            Ragu-ragu ku sambut nasi bungkus itu. Ku tatap semua yang ada di ruangan. Semua tersenyum. Ah, jadi malu sendiri. Ketahuan pingsan gara-gara kelaparan.
            Bel jam pelajaran baru kembali berbunyi. Semua guru dan Kepala Sekolah kembali untuk mengajar. Tinggalah aku sendiri di ruang UKS sambil menghabiskan nasi bungkus ini.
            Tiba-tiba aku aku tertegun, teringat wajah Ratih dan anakku. Sanggupkah mereka menahan lapar? Sedangkan aku saja pingsan. Ini baru sehari, bagaimana dengan hari-hari ?. Pasti akan lebih sering kejadian seperti ini terulang padaku.
            Mungkin, aku harus mengingkari panggilan jiwa. Aku tak boleh egois. Ratih dan anakku merupakan amanah. Tak tega, membiarkan mereka harus mendera lapar karena tak dapat membeli beras dan susu. Sebagai seorang suami tentu tak menginginkan itu terjadi.
            Ratih benar, lebih baik aku berhenti mengajar dan mencari kerjaan lain. Tak ada yang bisa di harapkan dari gaji seorang guru honorer untuk bisa menghidupi keluarga.
Di otakku kini sudah bertebaran kata-kata yang akan ku susun dalam surat pengunduran diri.

Barabai, 27 Maret 2011
Dari Ibnu Mas'ud RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Apabila seseorang memberi nafkah untuk keluarganya dengan niat mengharap pahala maka baginya (pahala) sedekah.” (HR. Bukhari)  


Annida


READ MORE - BALADA GURU HONORER

Total Tayangan Halaman

Mari Silaturahmi

Follower

My Blog List

Popular Posts

Share